Acara malam pentas seni
dalam rangka memperingati HUT RI ke-70 th di Palem Asri berlangsung meriah.
Sebuah perhelatan yang digelar pada hari Sabtu, 29 Agustus 2015 dan tergolong
sukses itu, sebagai bukti kerja keras panitia yang digawangi oleh Tohidin, Andi
Joe, Karsono, Agus Mulya dan Yudiono. Dalam sambutannya, Tohidin mengatakan
bahwa malam pentas seni itu sebagai acara puncak peringatan HUT RI ke-70 tahun
di Perumahan Palem Asri, yang sebelumnya diawali dengan berbagai macam perlombaan.
“Saya mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap kerja seluruh
panitia dan warga yang telah banyak membantu pikiran, tenaga dan materi dari
awal pertandingan hingga acara puncak ini” kata Tohidin dalam sambutannya.
Acara yang dimulai tepat
pukul 8 malam ini dihadiri oleh seluruh penghuni Palem Asri dan beberapa warga kampung
sekitarnya. Tema acara malam pentas seni itu “Dari kita untuk kita dan oleh
kita”, karena memang acara tersebut hanya diisi oleh tiga tarian dan 2 drama musical
yang kesemua pemainnya warga Palem Asri. “ Beda dengan sebelumnya, kali ini
kita sendiri yang mencoba untuk berkreasi dalam mengisi acaranya’”ujar Andi Joe
salah satu panitia. Lebih lanjut Andi Joe menambahkan, tema itu sengaja
diangkat sebagai wahana pembelajaran bagi generasi remaja Palem Asri, agar
berani tampil dan mengembangkan potensi yang ada.
Dua tarian, yakni tarian “Pusing
Kepala Berbie” dan “Bara-Bere” yang dimainkan sangat bagus sekali oleh
adik-adik kecil Palem Asri. Drama Musikal dengan judul “Si-Pitung Rohinhood
Betawi” yang dibawakan oleh remaja Palem Asri membuat decak kagum para
penonton. “ Sungguh bagus drama itu, ada lucu, sedih dan gerakan tariannya.
Benar-benar salut dan sukses bagi remaja” Ujar Muktarudin. Bahkan, istrinya
sempat meneteskan air mata saat anaknya yang memerankan tokoh si-Pitung
tertembak oleh Belanda dan dibacakan puisi berjudul “PUSARA PAHLAWAN”. “Haru
dan lucu drama itu, membuat kami semua bangga” ujar Sutarlan, salah satu warga.
Acara yang paling heboh dan
sedikit mencekam, yakni drama musikal yang berjudul “Si Manis Jembatan Serong”.
Banyak dari penonton, khususnya anak-anak dan beberapa ibu ketakutan dengan
drama horror itu. “ Wah…hebat banget cerita, penataan musik dan dandanan serta
tokoh dalam drama yang mencekam itu” ujar Rahadian salah seorang warga yang
mengaku juga ketakutan itu. Acara ditutup dengan makan-makan bersama yang telah
disediakan oleh Ibu-ibu PKK dan warga pulang kerumah masing-masing dengan
senyum puas. (hrs)