Malam itu, hari Kamis Malam Jum'at (2/8), hawanya begitu dingin, usai menjalankan sholat taraweh, warga masuk ke rumahnya masing-masing. Sekitar pukul 9 malam, Mintoyo salah seorang warga berlari datang ke rumah saya. Sambil terengah engah, dia minta tolong agar saya bisa mengantarkan bang Rendi untuk ke Rumah Sakit. " Tolong pak, kondisinya Bang Rendi kritis, susah bernapas" kata Mintoyo.
Dengan segera kami bawa Rendi ke RSUD Cibinong, ikut di dalam mobil, Ustadz Sutarlan, Samin, Mintoyo dan kakak kandung Rendi Sariman. Setelah masuk ruangan IGD, Rendi langsung diinfus 2 selang. Saya melihat wajah kesakitan dan kelelahan di matanya, nafasnya sudah tersengal-sengal. Kondisinya sudah semakin parah, penyakit paru dan ginjal telah menggerogoti tubuhnya. " Harapannya tipis, pak" begitu kata dokter di ruangan IGD.
Hanya satu hari di Rumah Sakit, Allah SWT punya rencana lain, Bang Rendi telah dipanggil dan tak akan kembali lagi. Pagi hari, pukul 06.15, Bang Rendi menghembuskan nafas terakhirnya. Jenazah Almarhum di makamkan di TPU Tajur Halang. Selamat Jalan Bang, Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu...(hrs)