--------------------------------------------

--------------------------------------------


Redaksi Warga Palem Asri menerima tulisan, berita dan artikel dari para warga Palem Asri dan sekitar, silakan hubungi Facebook kami, click di link berikut FB Paguyuban Palem Asri

Selasa, 04 Oktober 2016

Dimas Kanjeng dan Fenomena Masyarakat Indonesia


Geger kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi mendapatkan perhatian publik secara nasional. Hampir setiap hari setiap stasiun TV menyiarkan dan mengungkap tabir masalah yang menimpa pria berusia 46 tahun di desa Wangkal, Probolinggo, Jawa Timur. Sangkaan yang dituduhkan adalah pembunuhan berencana kepada dua pengikutnya, yakni Abdul Ghani dan Hidayah Ismail. Dan yang lebih menghebohkan yakni aksi pengadaan uang atau penggandaan uang dengan kedok “sholawat fulus”. 

Aksi Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagai pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng dalam mengeluarkan uang dari tangannya ini bisa ditonton di youtube. Didepan pengikutnya, pria yang memiliki tiga orang istri ini mempratekkan teknis pengadaan uang, hingga uang bertaburan dilantai. Kemampuan ini membuat orang mudah percaya akan “kesaktiannya”, tidak hanya dari golongan menengah kebawah, dari golongan atas serta berpendidikan juga ikut percaya, salah satunya tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang Lulusan The American University, Washington DC, Amerika Serikat (AS), Marwah Daud Ibrahim. Mantan anggota DPR itu dan juga sebagai ketua yayasan Pedepokan Dimas Kanjeng masih saja membela akan kemampuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi seperti yang kita lihat wawancara beberapa stasiun televisi. “Dimas Kanjeng itu bukan penggandaan uang, melainkan pengadaan uang, kalau ganda itu nomer serinya sama. Dan saya butuh waktu satu tahun untuk mempercayai hal ini” bela Marwah Daud saat diwawancara TV beberapa hari setelah Dimas Kanjeng digelandang di Polda Jatim tanggal 22 September lalu. 

Tergiur dengan aksi penggandaan uang oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi, pengikut padepokan semakin banyak, ada PNS, TNI/Polri, Petani, Guru, tokoh agama dan dari kalangan akademisi. Mereka semua percaya akan kemampuan supranatural sang Dimas Kanjeng. Ribuan pengikut ini rela menyerahkan uang melalui koordinator yang ditunjuk oleh Dimas Kanjeng, dengan setoran yang bervariasi mulai dari puluhan juta sampai milyaran. Heboh Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini menjadi perhatian banyak kalangan mulai dari DPR sampai tokoh tokoh agama melalui organisasi NU dan MUI, karena uang yang mungkin dihimpun mencapai ratusan milyar. 

Fenomena Masyarakat Indonesia 
 
Dimas Kanjeng Taat Pribadi membuat sejenak kita berpikir karena fenomenal dan melibatkan masyarakat banyak. Sebuah tanda, bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak bisa berpikir realistis dan sangat percaya dengan hal yang berbau mistik meski diselimuti dengan kedok agama. Masih banyak orang yang senang dan mudah terbuai dengan uang instan, tanpa harus bersusah payah. Sebuah portet buram kehidupan nyata masyarakat Indonesia yang sudah hilang daya nalar dan berpikir kritis. 

Selain faktor ekonomi yang mengakibatkan banyaknya masyarakat untuk bisa mengatasinya dengan cara instan, juga disebabkan sifat manusia yang tamak dan serakah, masih merasa kurang dalam mensyukuri nikmat Allah yang sudah diberikan. Sudah kaya masih saja ingin bertambah kaya dengan cara yang cepat, makanya mereka tidak ragu untuk menyetor uang jutaan sampai milyaran ke padepokan. 

Sementara pendekatan agama belumlah menyentuh secara utuh dan menyeluruh di sendi-sendi masyarakat Indonesia. Agama hanyalah bentuk formalitas belaka, yang belum terserap dihati masing-masing individu. Degradasi moral dan irasional inilah adalah bentuk nyata kehidupan masyarakat kita yang secara bersama-sama harus dibenahi dan diperbaiki. Seruan moral Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) merupakan ajakan yang perlu untuk kita dengung-dengungkan kepada semua masyarakat :

Pertama, PBNU tidak membenarkan penggunaan kelebihan untuk berbagai macam kegiatan yang tidak dibenarkan agama. PBNU mengingatkan, semua kelebihan dan keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada mahluk, bertujuan untuk kebaikan dan menolong sesama.

Kedua, mengajak umat berpikir secara realistis kalau pada hakikatnya, rezeki yang min haitsu la yahtasib merupakan keberkahan yang dihasilkan lewat usaha. Maka itu, PBNU menegaskan manusia tidak boleh bermalasan dan berpangku tangan menghendaki rezeki yang datang tiba-tiba.

Ketiga, mendesak pemerintah mempertimbangkan sekaligus memberikan bantuan dalam bentuk upaya-upaya menyelamatkan masyarakat yang menjadi korban. PBNU menilai, uang investasi harus dikembalikan kepada mereka yang berhak.

Keempat, meminta aparat Kepolisian dan terkait mengusut secara cepat dan tuntas akar masalah dan persoalan yang terjadi, mengingat kejadian sudah cukup lama. PBNU merasa, kesigapan aparat sangat dibutuhkan untuk menjamin rasa aman masyarakat.

Kelima, mengimbau masyarakat yang sudah terlibat kegiatan seperti itu untuk segera menarik diri, kembali menjadi manusia yang memiliki harapan dan masa depan. PBNU menekankan, itu bisa diawali melalui kegiatan yang pasti, realistis, dan terukur sesuai kaidah agama. (hrs)
SHARE
Redaksi Warga Palem Asri menerima tulisan, berita dan artikel dari para warga Palem Asri dan sekitar, silakan hubungi Facebook kami, click di link berikut FB Paguyuban Palem Asri

Designed By Paguyuban Warga Palem Asri